Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pembangunan pembangkit listrik
berkapasitas 35.000 megawatt akan ditekankan pada penggunaan komponen lokal.
Proyek ini menjadi salah satu proyek strategis bagi pemerintah untuk
mengantisipasi pertumbuhan konsumsi listrik sebesar 7-8 persen per tahun.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil
di Jakarta, Selasa (17/3) mengatakan bahwa pemerintah menekankan untuk pakai
local content (komponen lokal) dan Jangan sampai pembangunannya cepat selesai,
akan tapi menggunakan barang dari luar semua. Dengan menggunakan komponen lokal
akan mengurangi ketergantungan pada komoditas dari pihak asing, sekaligus
meningkatkan sumber pemasukan bagi negara.
Selain itu, Sofyan Djalil
berpendapat dengan memfokuskan pada penggunaan komponen lokal, juga bisa
menjadi kesempatan bagi teknisi dan insinyur Indonesia untuk mengembangkan
teknologi kelistrikan dan sumber daya energi yang lebih maju. Sektor industri
nasional yang bergerak di sektor kelistrikan juga bisa berkembang dan terjadi
peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
Pada kesempatan tersebut Sofyan
juga menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo agar proyek pembangkit
listrik tersebut bisa segera diselesaikan mengingat kebutuhan energi nasional
yang semakin meningkat. Pada saat ini sebesar 7.000 megawatt sudah terealisasi
dan sisanya masih menunggu tender dan negosiasi.
Menko menyakini jika target
pembangunan pembangkit berkapasitas 35.000 megawatt bisa tercapai. Petunjuk
dari Presiden Joko Widodo juga jelas yaitu kebutuhan listrik Indonesia untuk ke
depannya akan semakin tinggi dan sekarang baru terisi sebesar 55.000 megawatt.
Apabila dibandingkan dengan negara Tiongkok yang memiliki pasokan listrik
mencapai 1,3 juta megawatt, kebutuhan Indonesia masih terlampau sedikit.
Kebutuhan energi listrik di
Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan sehingga proyek pembangkit sebesar
35.000 megawatt itu bukan lah sebuah proyek final dalam upaya pemenuhan energi
tersebut. PLN juga tidak mengatakan jika proyek itu selesai maka akan stop,
karena yang terpenting adalah fase pembangunan akan sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan kebutuhan listrik.
Dalam mengerjakan proyek
pembangunan pembangkit listrik tersebut pemerintah menugaskan PLN untuk
membangun sebesar 10.000 megawatt dan sebanyak 25.000 megawatt lainnya akan
dikerjakan oleh Independent Power Producer (IPP).
Untuk membangun pembangkit
sebesar 10.000 megawatt itu PLN membutuhkan dana hingga Rp608,5 triliun dengan
memabangun gardu induk di 966 lokasi dan transmisi sepanjang 47 ribu kilometer.
Sedangkan IPP yang akan membangun 25.000 megawatt membutuhkan dana mencapai
Rp579,7 triliun.
Pembangkit listrik yang
direncanakan tersebut nantinya akan dibangun dalam 10 jenis yaitu pembangkit
listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG),
pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dan pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU).
Selain itu juga pembangkit
listrik tenaga air (PLTA), PLTA pump storage (PS), pembangkit listrik tenaga
gas dan uap (PLTUG), pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM), pembangkit
listrik tenaga mesin gas dan uap (PLTMGU) dan pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD).
Judul : Proyek Pembangkit Listrik
35.000 MW Gunakan Komponen Lokal
Sumber : Akbar Buwono/Regional Analyst at Vibiz Research/VM/BD-ESDM
Editor : Eni Ariyanti
image: ant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar