Dalam
beberapa dekade terakhir, penggunaan kompor tradisional untuk tujuan pemanas
ruangan telah menggantikan sistem pemanas modern terpusat secara signifikan.
Kenaikan biaya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pemanas
terpusat yang modern, yang diakibatkan oleh kenaikan harga bahan bakar fosil,
telah membuat konsumen tersadar akan biaya yang mereka habiskan dalam
pengoperasiannya. Karena itulah, konsumen sekarang banayk yang mencari solusi alternatif
yang lebih murah.
Salah
satu alternatifnya adalah kompor biomassa yang kembali menggunakan bahan bakar
biologis untuk menghasilkan panas. Biomassa adalah sumber energi terbarukan
karena karbon dioksida yang dipancarkan dapat ditangkap kembali jika kita
mengganti sumber biologis yang digunakan tadi dengan melakukan penanaman
kembali. Hal ini merupakan keuntungan terbesar dari penggunaan energi biomassa.
Kompor
biomassa dapat menggunakan bahan bakar yang menghasilkan rentang panas beragam,
mulai dari pelet kayu, biji-bijian kering, pelet, kompos dan jagung. Menurut
perhitunngan US energy information administration, dua bahan bakar pelet
biomassa untuk pemanas rumah, yaitu jagung dan pelet kayu, keduanya memiliki
biaya per juta BTU lebih murah daripada minyak bumi, listrik, minyak tanah, gas
propana, dan lebih mahal daripada batu bara, kayu dan gas alam.
Mempertimbangkan fakta bahwa kompor pemanas biomassa menggunakan bahan bakar
terbarukan, maka manfaat yang didapatkan mungkin lebih besar daripada pembakaran
menggunakan batubara dan gas alam.
Perlu
dicatat bahwa kompor biomassa dapat digunakan secara tersendiri (individu) atau
sebagai sistem perapian untuk memanaskan satu ruangan atau dapat dihubungkan ke
dalam sistem ventilasi di rumah guna memanaskan seluruh rumah (tergantung pada
ukurannya, mungkin dibutuhkan lebih dari satu unit untuk mendapatkan panas yang
cukup).
Ketika
memilih untuk menggunakan kompor biomassa pastikan bahwa bahan bakar sudah
tersedia di wilayah Anda. Misalnya, jika Anda tinggal di daerah yang
menghasilkan jagung dan tidak memiliki pabrik penggergajian, akan masuk akal
untuk membeli kompor yang berbahan bakar jagung dan bukan pelet kayu.
Faktor
lain dalam memilih bahan bakar adalah tingkat kesadaran lingkungan yang mungkin
Anda miliki, karena menggunakan bahan bakar yang dibawa dari jarak yang sangat
jauh menggunakan truk yang membakar bahan bakar fosil untuk mencapai lokasi
Anda mungkin akan menghilangkan benefit-nya bagi lingkungan. Selanjutnya,
ketika memilih kompor biomassa bisa jadi Anda akan mengalami permasalahan bau
yang berasal dari bahan bakar yang Anda akan pilih. Secara spesifik, pupuk
kandang mungkin memancarkan bau sehingga kompor yang Anda beli harus memiliki
penukar panas yang tepat untuk mengisolasi bau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar