(Berita Daerah – Nasional)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said pada hari Kamis
(23/4), melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perencanaan Mesir
(Minister of Planning), Ashraf Al-Araby di sela acara Peringatan Konferensi
Asia Afrika ke-60.
Dalam pertemuan bilateral itu,
Menteri Perencanaan Mesir mengutarakan ketertarikan negaranya untuk mempererat
kerjasama antar kedua negara di bidang energi. Salah satu pokok pembahasan
kedua menteri tersebut adalah perihal program percepatan pembangunan pembangkit
listrik Indonesia sebesar 35.000 MW yang saat ini tengah dijalankan oleh
pemerintah.
Menteri Perencanaan Mesir
mengungkapkan keinginan pemerintahnya agar dapat turut memfasilitasi pihak
swasta negara tersebut untuk melakukan investasi pada proyek percepatan
kelistrikan berkapasitas 35.000 MW. Proyek pembangunan pembangkit listrik ini
menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini untuk mengantisipasi
pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia.
Ketertarikan Mesir untuk
berkontribusi dalam proyek kelistrikan 35.000 MW itu disambut baik oleh Menteri
ESDM yang sekaligus menjelaskan bahwa mayoritas dari angka 35.000 MW tersebut,
sebesar 25.000 MW diantaranya diberikan kepada pihak swasta. Sedangkan sebesar
10.000 MW sisanya akan dikerjakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sudirman menambakan jika ada
ketertarikan dari pihak Mesir yang memiliki investor potensial, maka pemerintah
Indonesia akan menerima dengan tangan terbuka serta turut membantu dengan
informasi yang diperlukan untuk investasi. Pemerintah juga tenga mengkaji
insentif bagi para investor yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Selanjutnya Al-Araby selaku
Menteri Perencanaan Mesir menanyakan tentang masalah bahan bakar minyak (BBM)
yang tengah dihadapi oleh pemerintah Indonesia, terutama terkait dengan
subsidi, perkembangan harga minyak dunia, serta program pengalihan minyak ke
energi baru terbarukan.
Terkait dengan persoalan itu
Sudirman Said menjelaskan bahwa salah satu kesulitan yang dihadapi pemerintah
Indonesia adalah tingginya harga energi baru terbarukan yang masih lebih tinggi
dibandingkan dengan energi yang bersumber dari energi fosil.
Salah satu upaya yang telah
dilakukan pemerintah Indonesia saat ini adalah mewajibkan campuran biofuel
dalam BBM sebanyak 15 persen dan untuk selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 20
persen pada tahun 2016. Sudirman sendiri akan tetap berkomitmen untuk
mengembangkan energi baru terbarukan di dalam negeri, sehingga bisa
menggantikan sumber energi fosil sebagai sumber energi utama Indonesia.
Sementara itu perihal imbas harga
minyak dunia terhadap harga BBM nasional, Sudirman Said menjelaskan bahwa saat
ini persediaan minyak di pasar sedang mencukupi sehingga akan menjamin
stabilitas harga untuk jangka waktu menengah. Sebagai negara pengimpor minyak,
kondisi pada saat ini sebetulnya cukup menguntungkan bagi Indonesia.
Judul : Mesir Tertarik Dengan
Proyek Kelistrikan 35.000 MW
Sumber : Akbar Buwono/Regional
Analyst at Vibiz Research/VM/BD
Editor : Eni Ariyanti
image: ant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar