Melalui budi daya dan pengolahan kemiri sunan sebagai bahan
biofuel, Kabupaten Garut dipersiapkan sebagai pelopor pemberdayaan energiterbarukan. Ditunjang kondisi alam serta respons dari pihak pemerintah yang
sangat tinggi, Kab. Garut dianggap sebagai daerah paling cocok untuk
pengembangan komoditas kemiri sunan. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa
Barat, Ahmad Heryawan (Aher) saat menghadiri acara "Diskusi Pengembangan
Energi Terbarukan Berbasisi Kemiri Sunan" di Pendopo Kab. Garut, Jln. Kabupaten,
Kamis (27/3). "Dipilihnya Garut sebagai pelopor pembudidayaan kemiri
sunan, karena bahan baku yang melimpah dan hutan lindung yang luas. Selain itu,
Pemerintah Kabupaten Garut juga sangat tanggap dan menunjukkan antusiasme yang
tinggi untuk mengembangkannya," ujar Aher.
Aher menuturkan, target jangka panjangya, tahun 2025
masyarakat Jawa Barat khususnya Kab. Garut bisa melaksanakan swasembada
bio-energi. Namun selain di Kab. Garut, di daerah lain pun kemiri sunan akan
mulai dikembangkan. Kemiri sunan tumbuh maksimal pada bentang alam ketinggian
350 sampai 700 mdpl.
Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan menuturkan, di
wilayah Kab. Garut sedikitnya terdapat 150 ribu ha lahan dengan ketinggian
tersebut yang tersebar di 24 kecamatan. Menurut Rudy, sebagai upaya
pengembangan kemiri sunan di Kab. Garut, selain terus menyosialisasikan
teknologi penanamannya, pihaknya juga berjanji akan membelikan satu juta bibit
gratis bagi warga. Rudy mengklaim saat ini sudah lebih dari 1.000 pohon kemiri
sunan yang ditanam di wilayah Garut.
Bangun pabrik Sementara Ketua Asgar Jaya, Imam Hermanto
menyebutkan, di Kab. Garut sudah sembilan tahun kemiri sunan dibudidayakan
dengan serius. Imam berharap, semua pihak baik pemkab maupun swasta tidak hanya
menanam. Tetapi juga turut menyiapkan segala sarana dan prasarana industrinya,
mulai dari hulu sampai hilir. Menurut Imam, kadar minyak mentah yang terkandung
dalam kemiri sunan lebih bagus dibandingkan CPO. Selain tidak berasap hitam dan
berbau sangit, kemiri sunan juga dinilai memenuhi Standar Nasional Indonesia.
"Soal harga jual sebagai biodiesel, saat ini minyak kemiri sunan bisa di
lempar ke pasaran dengan harga Rp 5.700 per liter," terangnya. Diakui
Imam, dalam waktu dekat pihaknya akan segera membangun pabrik pengolahan untuk
setiap 100 ha lahan kemiri sunan sehingga rakyat bisa turut menikmatinya.
(B.31/ags)
Sumber: Harian Galamedia - Jum'at, 28 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar