Ada
dua jenis etanol yang bisa diperoleh dari biomassa: etanol selulosa dan etanol konvensional.
Kedua produk ini pada umumnya sama, namun mereka diproduksi dengan metode yang
berbeda.
1.
Etanol Selulosa
Sebelum
konversi dimulai, dibutuhkan biomassa yang kaya akan selulosa. Selulosa
merupakan senyawa organik yang ditemukan dalam dinding primer dan sekunder sel
tumbuhan hijau dan juga di beberapa jenis ganggang dan bakteri. Namun, selulosa
tumbuhan hijau merupakan yang paling umum digunakan untuk dikonversi menjadi
etanol selulosa karena ketersediaannya yang luas.
Untuk
tujuan skala industri, pulp kayu biasanya digunakan karena 50% dari kayu adalah
selulosa. Kapas yang mengandung hingga 90% selulosa kadang-kadang juga
digunakan.
Ada
tiga tahap dasar yang harus dilewati biomassa untuk dikonversi menjadi etanol
selulosa: perlakuan pendahuluan, hidrolisis dan fermentasi menjadi etanol.
Perlakuan
Pendahuluan
Selulosa
biasanya ditemukan di tengah-tengah polimer seperti lignin dan gula
hemiselulosa. Tujuan utama proses ini adalah untuk memudahkan pemecahan
selulosa dengan membuatnya lebih mudah diakses serta membuat gula hemiselulosa
yang ada pada biomassa menjadi larut.
Bahan
baku biomassa direndam dalam campuran asam dan enzim, dalam beberapa kasus juga
dipanaskan. Hal ini dilakukan untuk memisahkan polimer yang tidak diinginkan
dari selulosa sebelum memasuki tahap hidrolisis. Tahapan ini adalah tahap yang
paling mahal karena kompleksitas proses. Masih banyak penelitian lebih lanjut
yang diperlukan di wilayah ini untuk
membuatnya lebih efisien dan dengan demikian menjadi lebih murah.
Hidrolisis
Tahapan
ini dilakukan untuk memecah selulosa menjadi komponen-komponen gulanya. Ada dua
jenis hidrolisis yang dapat dilakukan: hidrolisis kimia dan hidrolisis
enzimatik.
Hidrolisis
kimia
Selulosa
pertama-tama diperlakukan dengan asam di bawah panas dan tekanan dan kemudian
diairi yang akan membebaskan komponen gulanya. Metode ini tidak umum digunakan
karena produk samping yang beracun, yang seringkali mengurangi efektivitas
tahap berikutnya.
Hidrolisis
enzimatik
Proses
ini mirip dengan yang terjadi di dalam lambung binatang pemamah biak seperti
sapi. Enzim yang mirip dengan selulosa dan telah disintesis secara buatan
dengan bantuan bakteri dan jamur digunakan untuk memecah selulosa menjadi
komponen gulanya. Hal ini terjadi dalam dua tahap, selulosa pertama-tama diubah
menjadi molekul glukosa ganda yang dikenal sebagai selobiosa. Jenis Selulosa
lain kemudian digunakan untuk mengkonversi selobiosa menjadi residu glukosa
tunggal.
Fermentasi
Etanol
Fermentasi
etanol merupakan proses akhir dimana komponen gula dikonversi menjadi etanol
dengan menggunakan mikroba. Ragi roti adalah agen yang paling umum digunakan
untuk proses ini. Destilasi kemudian dilakukan untuk memisahkan etanol dari
air, mikroba dan residu.
2.
Etanol Konvensional
Etanol
konvensional diproduksi dari biji-bijian seperti jagung dan gandum dimana pati
pertama-tama dicairkan menggunakan enzim, kemudian enzim lain yang berbeda
digunakan untuk mengubah pati cair menjadi gula yang kemudian difermentasi
menjadi etanol. Proses selanjutnya sama dengan pada etanol selulosa.
Sumber : http://www.indoenergi.com/2012/04/cara-membuat-etanol-dari-biomassa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar