“Jangan cuma listriknya yang pintar.
Tapi masyarakatnya juga ikut pintar”
Dalam rangka memperingati hari listrik nasional yang ke 69.
mengutip dari situs http://akudanpln.blogdetik.com/
Menyambut Hari Listrik Nasional yang ke-69, PT PLN (Persero)
dan BLOGdetik menggelar lomba blog yang bertemakan “IdeKU Untuk PLN” dengan
hadiah uang tunai total Rp 40 Juta.
Sebagai seorang yang bergelar sarjana dan blogger yang
jarang nge-blog ketika melihat kata hadiah jadi langsung tergerak ingin
nge-blog sekaligus mencoba menjawab tantangan dari PT PLN (Persero) dan
BLOGdetik untuk memberikan sumbangsih berupa ide segar untuk PLN
Dalam 69 tahun perjalanan PLN disamping prestasi dan
kemajuan yang ditorehkan secara langsung maupun tidak langsung, tentu saja
masih banyak kekurangan dan target yang belum tercapai. Inovasi tiada henti dan
sikap tak pernah puas mutlak untuk dimiliki oleh sebuah Perusahaan agar mampu
menelurkan inovasi-inovasi tiada henti.
Berhubung saya adalah lulusan di bidang Elektro, maka kali
ini saya akan lebih memberikan saran yang sifatnya teknis. meskipun gak
teknis-teknis banget. Walaupun tulisan ini ditujukan untuk lomba yang diadakan
PT PLN (Persero) dan BLOGdetik , tapi tidak menutup kemungkinan dibaca oleh
blogger-blogger lain terutama peserta kontes “ideku untuk PLN” buat cari
inspirasi, maka saya akan berusaha semoga tulisan ini bisa diterima khalayak
luas :D
Rasio Elektrifikasi
Masalah rasio elektrifikasi yang masih rendah menjadi salah
satu isu utama bagi PLN. Mungkin karena akses yang sulit terjangkau dan biaya
distribusi dan instalasi yang tinggi menjadi penyebabnya. Dengan adanya puluhan
ribu pulau yang ada di Nusantara ini tentu saja pembangunan infrastruktur
adalah masalah utama
ilustrasi off-grid
Solusinya adalah menerapkan sistem off-grid pada daerah
tertentu yang memang memiliki potensi akan energi yang terbarukan. Sehingga PLN
tidak perlu membangun infrastruktur untuk transmisi dan distribusi.
Biaya dari sistem off-grid ini bisa ditekan lagi dengan
menggandeng program CSR dari pihak lain. Seperti yang baru saja terjadi di
kepulauan Karimun Jawa,
http://jateng.tribunnews.com/2014/08/12/jepang-bantu-listrik-tenaga-surya-di-karimunjawa
Biaya tenaga kerja bisa juga diminimalisir dengan
menggandeng siswa smk atau mahasiswa untuk membantu dalam proses instalasi
bahkan perencanaannya. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kualitas dan
kemampuan individu dari siswa dan mahasiswa tersebut. Apalagi dengan karakter
masyarakat pedesaan yang guyub dan gotong royong program ini akan berjalan
dengan cepat. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UGM tahun lalu yang
kebetulan bertempat di Karimun Jawa juga,
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/23/079463148/ Mahasiswa-UGM-Menang-Kompetisi-Energi-Terbarukan.
Sumber : https://fajarrukmo.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar