Secara sederhana biodiesel
didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar diesel yang menyebabkan lebih sedikit
kerusakan lingkungan dibandingkan bahan bakar diesel standar. Biodiesel
biasanya dibuat dari minyak nabati melalui proses kimia yang disebut
transesterifikasi.
Semua kendaraan keluaran baru
dapat menggunakan biodiesel. Dalam kebanyakan kasus biodiesel tidak digunakan
dalam bentuk murni (B100) melainkan dicampur dengan diesel standar. Hal ini
terutama karena diesel standar lebih baik daripada biodiesel murni saat
berurusan dengan suhu rendah dan juga diduga memiliki dampak yang lebih baik
pada daya tahan mesin.
Ada beberapa metode berbeda
yang memungkinkan pencampuran bahan bakar diesel standar dengan biodiesel,
meskipun yang paling umum adalah pencampuran dalam tangki pada saat diproduksi
sebelum pengiriman ke truk tangki.
Mengapa menggunakan biodiesel
sebagai pengganti bahan bakar diesel standar? Seperti telah dikatakan
sebelumnya, biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan diesel
standar, dan tidak hanya itu, biodiesel juga biodegradable dan tidak beracun.
Mengenai perbandingan tingkat
emisi CO2 dari biodiesel dan diesel standar, biodiesel muncul sebagai pemenang
dengan menghasilkan sampai 75% lebih sedikit emisi CO2 dibandingkan dengan
diesel standar. Artinya dengan menggunakan lebih banyak biodiesel daripada
diesel standar, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
Menggunakan biodiesel sebagai
pengganti diesel standar tidak hanya akan membantu lingkungan, tetapi juga akan
membantu meningkatkan kemandirian energi dan keamanan energi negara. Kelemahan
dari penggunaan biodiesel lebih karena biodiesel sebagian besar masih
diproduksi dari tanaman pangan yang dalam skenario terburuk menyebabkan
peningkatan harga pangan dan bahkan meningkatkan kelaparan di dunia. Inilah
alasan utama mengapa para ilmuwan melihat berbagai bahan baku biodiesel
potensial lainnya, contohnya adalah rumput dan alga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar