Yogyakarta -Indonesia bukan negara kaya minyak bumi dan batu
bara, yang jumlahnya terbatas dan pasti habis. Negeri ini dianugerahi banyak
potensi energi baru terbarukan yang berlimpah yang bisa dijadikan listrik. Saat
ini, energi-energi tersebut sedang menunggu untuk dimanfaatkan.
"Sayangnya sifat energi baru terbarukan ini tidak bisa
diangkut, hanya bisa dimanfaatkan di daerahnya saja, tidak seperti minyak, gas,
dan batu bara yang bisa dibawa ke mana-mana, termasuk diekspor ke luar
negeri," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi, Rida Mulyana, ditemui di Kantor PLN Yogyakarta, Senin (4/5/2015).
Rida mengungkapkan, energi baru terbarukan yang dimiliki
Indonesia sangat beragam, mulai dari di dalam perut bumi berupa panas bumi
(geothermal) yang bisa jadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), sungai
yang bisa jadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), biomassa, di laut ada energi
gelombang ombak, ada angin, sampai energi di atas langit yakni sinar matahari
yang bisa jadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Potensi yang bisa dimanfaatan jadi listrik juga sangat
besar, untuk panas bumi bisa lebih dari 28.000 MW, dari air atau PLTA bisa
sampai 75.000 MW, ombak, samudera, arut laut hingga energi dari perbedaan
temperatur karena kedalaman air laut hingga 61.000 MW, biomassa hingga 32.000
MW, mereka semua menunggu untuk dimanfaatkan," ungkap Rida.
Namun, Rida mengakui, untuk memanfaatkan energi baru
terbarukan tersebut masih banyak sekali tantangannya, salah satunya
ketersediaan teknologi yang belum ada di dalam negeri.
"Kita tahu selama ini teknologi energi baru terbarukan
sebagian besar harus kita impor, kalau terus bergantung tidak elok juga,
makanya seiring gencarnya pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 MW,
industri dalam negeri akan tumbuh, mulai dari boiler, turbin, trafo dan lainnya
bisa diproduksi di dalam negeri, di mana saat ini industri-industri tersebut masih
terbatas," tutup Rida.
Judul : RI Dianugerahi Energi Listrik, Mulai dari Perut Bumi
Hingga di Atas Langit
Sumber : Rista Rama Dhany - detikfinance
(rrd/dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar