Jakarta -Sumber Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang berasal dari energi fosil diperkirakan bakal habis dan tak
bisa terbarukan. Perlu perubahan dari energi fosil ke energi baru dan
terbarukan mulai sejak dini.
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) bakal mengembangkan sumber energi lain melalui Energi Baru
Terbarukan seperti geotermal, air, angin, dan lain-lain sebagi sumber listrik.
Jangan sampai terjadi peralihan energi baru terbarukan saat kondisinya sudah
kepepet, saat energi fosil sudah habis.
Direktur Jenderal Energi Baru
Terbarukan Dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) ESDM Rida Mulyana menjelaskan,
perlu ada perubahan paradigma bagaimana energi baru terbarukan bisa dikelola.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen untuk tidak lagi mengandalkan fosil
untuk energi, yang lama-kelamaan akan habis.
Menurut UU Energi Nomor 30 Tahun
2007, ada program diversifikasi energi ke geotermal, air, angin, biomassa yang
tidak akan habis karena persediannya melimpah.
"Umumnya orang mau berubah
kalau sudah kepepet, tapi energi itu longterm, tidak lagi fosil tapi renewable
energy. Geothermal itu adanya di gunung, hutan, di sana banyak penunggunya,
masalahnya ini harus bersinergi," katanya saat Diskusi Energi Kita:
Roadmap Pembangunan Listrik Energi Baru Terbarukan, di Restoran Bumbu Desa, Cikini,
Jakarta, Minggu (26/4/2015).
Rida menyebutkan, pihaknya sudah
menentukan prioritas, pertama ingin mempercepat penggunaan energi geothermal
(panas bumi), kemudian air, biomassa yang bisa diambil dari limbah hutan dan
perkotaan dari Sabang sampai Merauke.
"Ini melimpah dan sangat
menantang, kita berusaha menarik investor," ucapnya.
Di tempat yang sama, Pemerhati
Kebijakan Publik Agus Pambagio menambahkan, untuk membangun kebijakan baru
memang tidak mudah. Banyak kalangan menentang terutama yang merasa dirugikan
dengan adanya energi baru terbarukan.
"Ia betul, politik memang
berperan. Ketika fuel, kan berkuasa sudah sekian ratus tahun kemudian ada yang
murah ya, itu sulitnya, yang sudah establish nggak mau kehilangan pamornya.
Kalau itu (EBT) muncul, mereka pasti 'rugi' lah dalam tanda kutip. Negara harus
berperan untuk menentukan ini," katanya.
(drk/hen)
Judul : 'RI Beralih ke Energi
Terbarukan Jangan Tunggu Saat Kepepet'
Sumber : (rrd/ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar