Pemerintah melalui Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengadakan acara Tropical Investment Summit :
A Global Investment Opportunity di Jakarta, mulai Senin, 27 April 2015 sebagai
bagian dari upaya untuk mengembangkan sektor investasi “hijau”, agar dapat
sejajar dengan industri konvensional lainnya. Adapun yang dimaksud dengan
investasi hijau adalah bentuk investasi dan perkembangan industri ramah
lingkungan.
Dari sisi Kementerian ESDM, acara
ini cukup penting karena merupakan ajang pertama dimana Pemerintah menunjukan
keseriusannya untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan. Terkait realisasi
investasi, sekitar 30 persen program investasi hijau terkait dengan sektor
energi, termasuk listrik, geothermal, dan biofuel. Pengembangan program energi
terbarukan di Indonesia diperkirakan akan membutuhkan biaya sebesar Rp. 10,3
triliun.
Mengingat mahalnya investasi
hijau, Pemerintah akan memberi berbagai insentif dan kemudahan bagi
pengembangan investasi hijau, termasuk merevisi jumlah kriteria industri yang berhak
untuk mendapatkan tax allowance dari 129 menjadi 143, serta pemberian tax
holiday untuk pengembangan usaha pengusahaan tenaga panas bumi, industri
pemurnian dan pengolahan gas alam, industri lampu tabung gas (LED), pembangkit
tenaga listrik, pengadaan gas alam dan buatan, serta pengembangan angkutan
perkotaan yang ramah lingkungan, biofuel dan sumber energi terbarukan.
Selain fasilitas tersebut,
pemerintah turut memberikan fasilitas non fiskal untuk industri hijau yang
mencakup pelayanan satu pintu (one stop service) untuk perizinan investasi,
serta penyederhanaan perizinan. “Kita saat ini membuka pintu bagi investor baru
untuk turut ambil bagian dalam proyek energi baru terbarukan dalam rangka untuk
mengembangkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia, yang membutuhkan dana
hingga US$ 135 milyar”,jelas Ketua Tim Percepatan Bidang Energi Baru
Terbarukan, William Sabandar.
Jumlah dana tersebut dinilai
sesuai mengingat target pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru
terbarukan dalam bauran energi nasional tahun 2025 menjadi 23 persen yang
terdiri atas panas bumi sebesar 7 persen (US$ 39 miliar), bioenergi 10 persen
(US$ 54 miliar), Hidro 3 persen (US$ 27 miliar), serta energi baru terbarukan
lainnya sebesar 3 persen (US$ 13 miliar). Tingkat persentasi energi baru
terbarukan pada saat ini adalah sebesar 6 persen, sehingga perlu adanya
peningkatan sebesar 17 persen dalam waktu 10 tahun.
Judul : Pemerintah Buka Peluang Investasi Hijau di Tanah Air
Sumber : http://www.ebtke.esdm.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar