Musibah tanah longsor yang terjadi di wilayah kerja panas
bumi (WKP) Pengalengan, Jawa Barat merupakan musibah alam.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) Rida Mulyana dalam konferensi pers di Ruang Pers KESDM,
Rabu, 06 Mei 2015.
"Akan terjadinya bencana alam ini, sebenarnya sudah
pernah diperingatkan oleh Badan geologi mengingat kondisi kelabilan tanah
kebetulan pipa panas bumi berada,"ujar dia.
Rida menambahkan saat itu Badan Geologi telah menyarankan
agar penduduk sekitar segera diungsikan mengingat kontur tanahnya yang semakin
labil. "Waktu itu teman-teman Geologi sudah menyarankan agar penduduk
diungsikan bukan pipanya yang dipindah,"kata dia.
Secara kebetulan, Rida menjelaskan, kemarin (Selasa, 05/05)
terjadi hujan deras dengan demikian tanah yang sudah kritis tersebut bergeser
dan menyebabkan longsoran tanah yang besar (masiv) dan menyapu sebagian
penduduk serta berujung pula menimpa instalasi pipa pembangkit listrik tenaga
panas bumi (PLTP) Wayang Windu. "Longsoran itu yang menyebabkan kerusakan
pipa dan terjadi pada pukul 14.30 WIB kemaren pada saat kondisi hujan dan
kemudian menyebabkan pondasi pipa bergeser dan putus menjadi tiga bagian karena
putus fluida yang berada di dalam pipa yang berasal dari sumur-sumur uapnya
ikut tertimbun oleh longsoran jadi patahnya pipa karena longsoran bukan dari
penyebab longsoran dan karena uapnya masih belum tertutup dan tertimbun
longsoran maka seolah olah timbunan itu kemudian terjadilah seperti ledakan
karena tekananya lumayan besar 10 bar dan membuat tanah-tanah yang tadinya
menimbun pipa itu berhamburan,"paparnya.
Dengan terjadinya peristiwa ini, menurut dia, praktis dua
unit PLTP Wayang Windu tersebut berhenti beroperasi. "Unit 1 itu
kapasitasnya 110 MW dan unit dua 117 MW, dengan demikian suplai energi sebesar
227 MW ke PLN terhenti,"kata Rida.
Mengingat pembangkit ini masuk dalam sistem Jawa Madura Bali
(Jamali) diharapkan tidak mengganggu sistem kelistrikan Jamali. "PLN
sedang menghitung dampaknya, walaupun ini masuk sistem Jawa Bali, semoga tidak
mengganggu,"ungkapnya.
Dari sisi pemerintah, kata Rida, pihaknya telah menugaskan
instruktur panas bumi untuk langsung berkoordinasi dengan badan nasional
penanggulangan daerah (BPND) di lokasi bencana dan juga aparat tentunya.
"Saya juga mengingatkan Presdir Star Energy, meskipun kita sama-sama
korban tetapi tolong bantu korban, yang sakit tolong diobati dan bantu juga
memperbaikin rumah,"pungkasnya.
Judul : DIRJEN EBTKE
: LEDAKAN PIPA BUKAN PENYEBAB LONGSOR
Sumber : http://ebtke.esdm.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar