Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan
ketidak stabilan atmosfer dilapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global ini disebabkan
oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh
industri-industri. Gas-gas rumah kacayang meningkat ini menimbulkan
efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang
panjang yang bersifat panas(inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi.
Pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya
perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan
iklim.Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya
rata-rata temperatur hingga 0.74 °C antara tahun1906 hingga tahun 2005.
Temperatur rata-rata global ini diproyeksikan akan terusmeningkat sekitar
1.8-4.0 °C di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC
diproyeksikan berkisar antara 1.1-6.4 °C (Susandi, dkk., 2009) Konsumsi
energi oleh masyarakat danindustri merupakan factor utama pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Fenomena telah terjadinya
perubahan iklim sepertinya tidak dapat lagi dipertentangkan.
Berbagai penelitian ilmiah menggambarkan bahwa karbondioksida (CO2 ) di lapisan atmosfir yang merupakan konsekuens hasil pembakaran dari batu bara, kayu, minyak,dan
gas, telah meningkat hampir mendekati angka 20% sejak dimulai nya revolusi
industri. Kawasan perindustrian yang dibangun hampir di seluruh
daratan benua dunia telah menghasilkan limbah “Gas Rumah Kaca” (GRK), seperti karbondioksida (CO2), metana (CH 4), dan nitrousoksida (N2O),
yang dapat menyebabkan terjadinya “efek
selimut”. Efek inilah yang kemudian
mangakibatkannaiknya suhu di permukaan bumi (Faiz,2009)Sebagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin cepat ini,maka
penggunaan energi alternatif (terbarukan) mutlak digalakkan.Masyarakat
diarahkan untuk mengembangkan sumber energi alternatif tersebut untuk
memenuhi energinya secaramandiri. Kemandirian energi ini dapatdicapai dengan
pembangunan masyarakat berbasis komunitas (community
based ). Energi alternatif yang dikembangkan tersebut diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan mengurangi dampak perubahan iklim akibat
penggunaan energi konvensional yang berlebihan. Kemandirian energy masyarakat
dapat dibangun dengan melakukan identifikasi tingkat ketahanan energi dan potensi energi alternatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar