"SELAMAT DATANG DI energipesisir.blogspot.com SEMOGA BERMANFAAT. NANTIKAN UPDATE ARTIKEL TERBARU KAMI"
Kunjungi Terus Blog Energi Pesisir, dan dapatkan informasi menarik lainya... !!!

Kamis, 23 April 2015

PEMETAAN KETAHANAN ENERGI PADA WILAYAH PESISIR

Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidak stabilan atmosfer dilapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri-industri. Gas-gas rumah kacayang meningkat ini menimbulkan efek  pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas(inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi. Pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan iklim.Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya rata-rata temperatur hingga 0.74 °C antara tahun1906 hingga tahun 2005. Temperatur rata-rata global ini diproyeksikan akan terusmeningkat sekitar 1.8-4.0 °C di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1-6.4 °C (Susandi, dkk., 2009) Konsumsi energi oleh masyarakat danindustri merupakan factor utama pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Fenomena telah terjadinya perubahan iklim sepertinya tidak dapat lagi dipertentangkan. Berbagai penelitian ilmiah menggambarkan bahwa karbondioksida (CO2 ) di lapisan atmosfir yang merupakan konsekuens hasil pembakaran dari batu bara, kayu, minyak,dan gas, telah meningkat hampir mendekati angka 20% sejak dimulai nya revolusi industri. Kawasan perindustrian yang dibangun hampir di seluruh daratan benua dunia telah menghasilkan limbah “Gas Rumah Kaca” (GRK), seperti karbondioksida (CO2), metana (CH 4), dan nitrousoksida (N2O), yang dapat menyebabkan terjadinya “efek selimut”. Efek inilah yang kemudian mangakibatkannaiknya suhu di permukaan bumi (Faiz,2009)Sebagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin cepat ini,maka penggunaan energi alternatif (terbarukan) mutlak digalakkan.Masyarakat diarahkan untuk mengembangkan sumber energi alternatif tersebut untuk memenuhi energinya secaramandiri. Kemandirian energi ini dapatdicapai dengan pembangunan masyarakat berbasis komunitas (community based ). Energi alternatif yang dikembangkan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan mengurangi dampak perubahan iklim akibat penggunaan energi konvensional yang berlebihan. Kemandirian energy masyarakat dapat dibangun dengan melakukan identifikasi tingkat ketahanan energi dan potensi energi alternatif.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *